Jakarta: Di tengah berbagai tantangan, 10 tahun pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghasilkan banyak capaian. Salah
satunya adalah angka Produk Domestik Bruto (PDB) yang terus meningkat,
dan pada 2014 ini mencapai Rp 9,084 triliun. Sementara cadangan devisa
mencapai 124,6 miliar dolar AS.
"Rasio utang pemerintah terhadap PDB mengalami penurunan hampir 60
persen dari tahun-tahun sebelumnya, dan sekarang menjadi 23 persen.
Rasio utang terhadap PDB Indonesia ini berada pada urutan paling rendah
dibanding Tiongkok, Italia, Inggris, AS, dan Jerman," kata Presiden SBY
pada bagian lain sambutannya saat membuka Musrenbangnas 2014 di Gedung
Bidakara, Jakarta, Rabu (30/4) siang.
Sedikit kilas balik, SBY mengatakan bahwa pada awal tahun 2004,
perekonomian Indonesia rendah. GDP rendah, pertumbuhan ekonomi rendah,
dan utang pemerintah kepada IMF sebesar Rp 69 triliun. Kemudian, sanksi
dan embargo juga masih ada. Di bidang kesejahteraan rakyat, kemiskinan
masih tinggi, gaji pegawai rendah, dan anggaran sumber daya pendidikan
juga rendah.
Selama 10 tahun terakhir, pemerintah juga tidak pernah sepi dari
tantangan, seperti tsunami, krisis harga minyak tahun 2005, 2008, dan
2011. Lalu, krisis keuangan global pada 2008-2009, dan tekanan ekonomi
pada 2013, aksi terorisme dan wabah flu burung. "Kita tentu patut
memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan semua pihak
karena banyak yang dicapai di tengah tantangan itu meskipun masih banyak
juga yang belum kita selesaikan," SBY menambahkan.
Pencapaian lainnya adalah rasio utang luar negeri menurun 70 persen
lebih, dari 27,8 persen menjadi 7,8 persen. APBN meningkat empat kali
lipat. Pendapatan per kapita selama 10 tahun terakhir meroket tajam
menjadi 3.049,1 dolar AS. "Di antara negara-negara G20 kita berada pada
urutan kedua setelah Tiongkok," ujar Presoden SBY.
Dari segi kemiskinan, terdapat 5,23 persen penduduk Indonesia keluar
dari kemiskinan, sehingga sekarang angka kemiskinan berada pada angka
11,47 persen. Perlindungan sosial terhadap warga miskin seperti Raskin
dan BLSM. Kemudian, 3,6 persen penduduk Indonesia sudah keluar dari
pengangguran, dan sekarang berkisar di angka 6,3 persen. Nilai ekspor
naik hampir tiga kali lipat. Peningkatan anggaran pendidikan lebih dari
20 persen.
"Saya mengajak gubernur, bupati, dan walikota untuk meningkatkan sumber
daya manusia, inovasi dan teknologi karena ekonomi kita akan tumbuh
manakala yang menjadi pilarnya adalah SDM, manusia yang unggul dan
berdaya saing," SBY menjelaskan.
Dari sisi kesehatan nasional, meskipun saat ini sudah ada 76 ribu
dokter, jumlah tersebut masih harus terus ditingkatkan. Untuk Ketahanan
pangan, kata SBY, terjadi penurunan jumlah kedelai karena banyak petani
kita yang tidak mau menanam kedelai. "Tugas kita mendatang harus
meningkatkan produksi komoditas strategis seperti padi dan jagung," ujar
Presiden.
Sementara itu, untuk pasokan listrik, saat ini Indonesia mempunyai daya
25 ribu megawatt. Dalam 10 tahun terakhir terus bertambah dan dalam
beberapa bulan lagi akan menjadi 50 ribu megawatt. Untuk percepatan
pembangunan, telah ada program MP3EI yang bernilai Rp 828,7 triliun
dengan 365 proyek. "Semua koridor bergerak. Hanya dengan ini kesenjangan
pembangunan tidak akan terjadi, tidak hanya di Jawa saja," Presiden
menegaskan.
Untuk peningkatan transportasi, jumlah anggaran meningkat delapan kali
lipat. Pembangunan ruas jalan terus bertambah dengan jumlah total pada
2013 mencapai 501.969 km. Terdapat pula penambahan kereta api sebanyak
633 unit, 90 unit kapal penyeberangan, dan jumlah pesawat meningkat tiga
kali lipat.
Untuk perumahan rakyat, jumlah rumah layak huni bertambah secara
signifikan dengan sekitar 800 ribu rumah. Bidang pariwisata, wisatawan
mancanegara tumbuh 34 persen. Bidang kerja sama internasional, Indonesia
menganut prinsip
'billion friends and zero enemy', dan kemudian dikembangkan dalam
strategic partnership dan
comprehensive partnership. "Hampir semua negara
super power sekarang sudah menjadi mitra kita. Alhamdulillah, dengan ini posisi kita semakin mengemuka di dunia internasional," kata SBY,
Di bidang ketahanan, anggaran untuk TNI dan pertahanan negara mengalami
peningkatan hampir 400 persen menjadi Rp 84,4 triliun. Untuk Polri dan
kamtibmas, anggaran meningkat empat kali lipat menjadi Rp 47.232
triliun, dengan jumlah personel 400-an ribu orang. Untuk misi perdamaian
dunia, pengiriman pasukan garus juga mengalami peningkatan secara
signifikan. "Kontribusi Indonesia dalam perdamaian dunia saat ini berada
di posisi 17 dunia, dengan target bisa mencapai 10 besar dunia," SBY
mengungkapkan.
Presiden SBY juga menyampaikan soal kebijakan pemberantasan korupsi yang
tanpa pandang bulu dan agresif, hasilnya juga nyata. Selain itu, upaya
pelestarian lingkungan juga dilakukan pemerintah melalui program 1
miliar pohon pertahun. "Laju deforestasi menurun drastis dari 3 juta
hektar per tahun, turun menjadi 459 ribu hektar. Itulah capaian kita,
alhamdulillah," kata Presiden SBY
0 komentar:
Posting Komentar