Jakarta: Kemandirian pangan yang hendak kita tuju bukan hanya beras, melainkan juga jagung, gula, dan daging sapi. Di tengah krisis pangan dunia akibat perubahan iklim, terutama terjadinya kemarau panjang di banyak negara penghasil komoditas pertanian, Indonesia harus bisa mengatasi hambatan yang ada.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam pengantar rapat koordinasi di Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (6/8) pukul 13.30 WIB. Rapat membahas kemajuan dari upaya meningkatkan sektor pertaninan.
"Karena perubahan iklim, karena kemarau panjang di banyak negara penghasil komoditas pertanian, sudah mulai ada peringatan dini dari lembaga-lembaga internasional bahwa harga pangan secara global bisa mengalami kenaikan, ada fluktuasi," kata Presiden SBY. Oleh karena itu Presiden mengajak semua pihak untuk melakukan segala sesuatunya untuk meningkatkan ketahanan pangan.
"Hambatan-hambatan yang mengganggu peningkatan ketahanan pangan harus kita atasi. Di berbagai kesempatan kita sudah bertekad, Indonesia harus makin mandiri dari segi pangan. Bukan hanya beras, tapi juga jagung, gula, daging sapi, bahkan kedelai nantinya," SBY menambahkan. Presiden optimis bila sudah mandiri Indonesia juga bisa menjual komoditas pertanian ke luar negeri.
Dalam pengantar rakor ini, Presiden SBY juga menyampaikan kabar gembira mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia di kwartal kedua 2012. "Ekonomi kita kwartal kedua ini tumbuh 6,4 persen. Dalam kondisi dunia menghadapi kesulitan ekonomi, tumbuh 6,4 persen tergolong yang tinggi," ujar Presiden SBY.
Presiden tidak menjelaskan secara detil mengenai laporan pertumbuhan ekonomi tersebut, namun mengatakan bahwa sektor investasi meningkat dan menyumbang cukup signifikan. "Andaikata hambatan untuk investasi di negeri ini kita atasi bersama-sama, dan kita telah membahasnya berkali-kali, tentu peluang pertumbuhan ekonomi yang disumbang dari sektor investasi akan lebih tinggi lagi," SBY menjelaskan.
Rakor di Kementerian Pertanian ini merupakan rakor ketujuh yang dilakukan Presiden SBY dalam rangka Safari Ramadan 1433 H ke sejumlah lembaga dan kementerian. Presiden memimpin rakor ini didampingi Wapres Boediono. Hadir pula, antara lain, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Pertanian Suswono, Mendag Gita Wirjawan, Menperin MS Hidayat, Menteri BUMN Dahlan Iskan, dan Menteri ESDM Jero Wacik. (arc)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam pengantar rapat koordinasi di Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (6/8) pukul 13.30 WIB. Rapat membahas kemajuan dari upaya meningkatkan sektor pertaninan.
"Karena perubahan iklim, karena kemarau panjang di banyak negara penghasil komoditas pertanian, sudah mulai ada peringatan dini dari lembaga-lembaga internasional bahwa harga pangan secara global bisa mengalami kenaikan, ada fluktuasi," kata Presiden SBY. Oleh karena itu Presiden mengajak semua pihak untuk melakukan segala sesuatunya untuk meningkatkan ketahanan pangan.
"Hambatan-hambatan yang mengganggu peningkatan ketahanan pangan harus kita atasi. Di berbagai kesempatan kita sudah bertekad, Indonesia harus makin mandiri dari segi pangan. Bukan hanya beras, tapi juga jagung, gula, daging sapi, bahkan kedelai nantinya," SBY menambahkan. Presiden optimis bila sudah mandiri Indonesia juga bisa menjual komoditas pertanian ke luar negeri.
Dalam pengantar rakor ini, Presiden SBY juga menyampaikan kabar gembira mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia di kwartal kedua 2012. "Ekonomi kita kwartal kedua ini tumbuh 6,4 persen. Dalam kondisi dunia menghadapi kesulitan ekonomi, tumbuh 6,4 persen tergolong yang tinggi," ujar Presiden SBY.
Presiden tidak menjelaskan secara detil mengenai laporan pertumbuhan ekonomi tersebut, namun mengatakan bahwa sektor investasi meningkat dan menyumbang cukup signifikan. "Andaikata hambatan untuk investasi di negeri ini kita atasi bersama-sama, dan kita telah membahasnya berkali-kali, tentu peluang pertumbuhan ekonomi yang disumbang dari sektor investasi akan lebih tinggi lagi," SBY menjelaskan.
Rakor di Kementerian Pertanian ini merupakan rakor ketujuh yang dilakukan Presiden SBY dalam rangka Safari Ramadan 1433 H ke sejumlah lembaga dan kementerian. Presiden memimpin rakor ini didampingi Wapres Boediono. Hadir pula, antara lain, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Pertanian Suswono, Mendag Gita Wirjawan, Menperin MS Hidayat, Menteri BUMN Dahlan Iskan, dan Menteri ESDM Jero Wacik. (arc)