photo SKMENPEN.gif

Sabtu, 26 April 2014

"Mana Mungkin Seorang Presiden Didukung Hanya Dengan Dukungan Partainya Di Bahwa 20%.?" (oleh Andri Luntungan)











"Jika anda mau melihat ada negara yang lucu dan unik,dan mungkin diberbagai negara tidak pernah akan ada, maksudnya kelucuan yang di sini mengenai sebuah perkembangan politik yang ada di sebuah Negara,mengenai para calon presiden di Indonesia." Mungkinkah "jika Anda sebagai calon presiden hanya mengantongi suara dibawah duapuluh persen dari suara partai,akan mencalonkan presiden.?" Mungkin dinegara lain tidak ada,atau seandainya ada mereka akan ragu-ragu buat maju,oleh sebab warga yang mendukung anda hanya dibawah duapuluh persen." Tetapi di Inodensia lain,meskipun mereka menyadari bahwa warga pendukung mereka hanya dibawaha dupuluh persen,calon presiden ini tetap maju dan mereka mencoba membuat sebuah koalisi dengan partai lainya,untuk mendukung, koalisi bisa saja dan itu mungkin  buat jalan mereka,agar bisa menjadi presiden,atau dapat pendukung nantinya, dari warga  partai lainnya, "diatas para petinggi partai mencoba saling melobi,dalam perkiraan mereka dapat pendukung masa   partai bisa membuang suaranya, dalam bentuk koalisi yang dibuat oleh petinggi partai." Inilah yang mereka bayangkan saat ini dalam koalisi,tidak lain dan tidak bukan,nantinya masa akan dabawa,didalam sebuah hasil koalisi tersebut. "Sejujurnya- seandainya anda sudah punya pacar dan disana anda sudah suka terhadap kekasih anda,apa bisa diganti?.dan seandainya anda sudah suka pada pilihan anda lantas anda dilarang untuk memiliki benda yang anda suka apa anda akan setuju,atau bagaimana.?" Oke sekarang para petinggi partai boleh saja anda berembuk,untuk mencoba membuat koalisi,tapi bagaimana ketika anda berkoalisi dengan yang tidak disukai warga,"apa mungkin warga akan memberikan suaranya kepada orang itu.? oleh sebab warga tidak pernah merasa memiliki dia.? Bagaimana jika warga pemilih tidak memilih dan meeka lebih baik diam,? Dan pemerintahan koalisi biasanya tidak bertahan lama,artinya didalam perjalanan biasanya ada gangguan,entah selisih pendapat,entah akibat ketersingungan dan berbagai persoalan akan bisa terjadi didalam koalisi tersebut.Akhirnya masing -masing partai lepas,dan yang tersisah hanya dibawah dua puluh persen sementara oposisi mencapai 80% persen apa  mungkin pemerintahan bisa berjalan hanya dengan didukung dibawah 20 persen.? Mungkin pertanyaan ini perlu dipikirkan,artinya jangan hanya ambisi menjadi presiden,tetapi bayangkan juga jika koalis terjadi dan tidak lama kemudian berpisah,"bagaimana anda menangulanginya,artinaya dengan kondisi korsi di DPR-RI Hanya dibahwa 20%,apa mungkin bisa membuat anggaran belanja,atau RAPBN.? Lantas jika diatas terjadi konflik,siapa korbannya.? pasti yang paling terbahwa akan merasakan sakitnya."oke buat semua para pemikir dan ahli politik coba anda bayangkan,mungkin tidak hanya dengan dibawah 20 persen bisa menjalankan roda pemerintahan sementara 80 persen oposisi,"mungkin orang bodoh juga bisa menganalisa,apalgi yang pandai." Jika benar yang pandai tidak sampai kepada  pemikiran seperti ini mungkin dia orang pintar yang sedang linglung. Terlepas semua itu yang jelas dunia telah mehami bahwa sebuah pemerintahan yang berdiri berdasarkan koalisi mereka akan takut menanamkan modalnya didalam negara itu,dan mereka tahu bahwa pemerintahan koalisi,tidak akan bertahan lama."Artinya Pemerintahan itu bisa saja hanya satu bulan dua bulan, atau satu tahun,bisa juga tidak sampai seperti itu. "Contohnya jaman pemerintahan Golkar,disaat jaman itu mendapat dukungan partainya 95 persen dari warga ,tetapi ketika gerakan masa menuntut reformasi.dan DPR _RI didduki mahasiswa,mana pendukung 95 persen itu,tetap tidak bisa berbuat apa-apa.Akhirnya rontok.Pertanyaannya sekarang apa mungkin hanya dengan dukungan dibawah dupuluh persen bisa menahan oposisi 80 persen lebih."tolong bayangkan.?". Pemerintahan koalisi,akan bisa terjadi pergantian panglima dan jajaran Polri setiap saat,artinya oleh sebab pemerintahan itu ridak terlalu kuat sehingga menuruti usulan teman koalisianya.Yang jelas jika mata melihat dan kuping mendengar dan jiwa hidup,dan pikran normal,pasti mengerti,tetapi bagi yang tidak itu semua jangan harap mereka akan memahami semua itu.? Negara Indonesia adalah milik bangsa Indonesia,bukan milik kelompok ataupun partai,sadar bahwa seluruh bangsa Indonesia melihat segala yang terjadi di Indonesia, terbukti,suara mereka terbuang kemana saja,dan rata hampir semua partai terisi,menandakan mereka tidak mudah bisa terpengaruh oleh atribut partai dan mereka juga tidak mudah terpengaruh oleh wajah dan sebagainya,terbukti mana diantara anda ada yang mendapat 60%,Jangan 60%,duapuluh persen saja tidak bisa,berarti 80 persen tidak suka terhadap anda."Munkinkah 80% bisa diambil 25% buat mendukung anda,atau ketika anda-anda berkualisi justru anda akan dibenci oleh pendukung anda dan akhirnya anda tidak lagi disukai oleh pendukung anda.? "Contohnya salah satu partai mencoba membuat koalisi,disana pandukungnya tidak terima dan akhirnya ketua partainya diserang oleh semua pengurus dari DPW dan DPD,akhirnya perkataan mendukung atau koalisi dibatalkan."Mungkin kejadian ini semua mata melihat dan mungkin bagi yang bertelinga semua telinga mendengar kejadian ini. Oke semua terlepas dari semua itu yang jelas, "Seandanyai anda punya ukuran setidaknya anda bisa mengukur dan menimbang-nimbang." juga sendaianya koalis terjadi dan akhirnya pemilihan Presiden dimulai dan ternyata mereka tidak hadir di TPS,apa jadinya,dan yang ditampilkan oleh anda, "manusia yang tidak disukai oleh mereka "bayangkan apa jadinya.?. "disini penulis sangant tidak setuju adanya istilah koalisi atau kemitraan dalam petinggi partai,yang ada seharusnya saring kembali dan adakan pemilihan ulang,dan cari lagi orang- orang yang bisa ditawarkan kepada warga dan disana dia bisa mendapat dukung besar, mencapai 40 % kalau bisa mencapai 50%,disana akan kuat sebuah pemrintahan,oleh sebab anda hanya tinggal mencari 5,% saja yang akan menjadi teman kerja,tetapi saat sekarang anda harus mencari 45,persen pendukung berarti disana cukup berat. Ini namanya lucu dan unik,artinya suara dibawah duapuluh persen mau jadi presiden apa nga menakutkan nantinya.? Maaf penulis disini hanya menganalisa dan mencoba membuat koreksi,sekaligus membuka mata,yang mungkin saat ini ada yang sedang tetrtutup matanya.Oke.

0 komentar:

Memori Berita

. (1) 01 (2) 06 (1) 0i9 (1) 13 (1) 21 (1) 3 (1) 39 (1) al (1) al.4 (1) andri.1 (1) andri.2 (1) Asian (2) Berajil (1) Bisnis (2) BRI KUR (1) Budaya (18) Buisnis (1) Buisniss (1) E (1) Ekonomi (1) Ekonomi Buisniss (64) Ekonomi Ingris (1) G (2) Gaaya Hidup (2) Gaya Hidup (9) Gaya Hidup (18) Gender (1) Gendr (1) Global (118) Global Sekjen PBB (1) Hukum Global (1) Iau Jemaat (1) Info Global (2) Info Temen (1) Info UN PBB (1) Instruksi Presiden SBY (1) Istana (1) Isu Global kemanusiaan (7) Isu Indonesia (1) Isu Negara Haiti (1) Isu America (2) Isu asia (1) Isu Asia Rejonal Indonesia (10) Isu Buruh Indonesia (1) Isu Cina (1) Isu di Jepang (1) Isu di Kongo (1) Isu Ekonomi Indonesia (1) Isu Energi Nuklir di jepang (1) Isu Gender (1) Isu Global (30) Isu Global Kesehatan (2) Isu Indonesia (1) Isu Indonesia Korupsi (1) Isu Industri Global (2) Isu International (4) Isu Kepolisian (1) Isu Koeupsi (1) Isu Komflik (1) Isu Korea Selatan (1) Isu Korupsi (1) Isu Korupsi di Indonesia (2) Isu Mesir (1) Isu Olah Raga (1) Isu Pangan (1) Isu Pangan global (1) Isu PBB (2) Isu Pendidikan (1) Isu Police Indonesia (1) Isu Polri (1) Isu Regional Indutri Indonesia (1) Isu Religius (1) Isu Relijius (1) ISU Sidang International (1) Isu Suap (1) Isu Teroris Indonesia (1) Isu Timur Tengah (3) Isu WTS (1) Jriminal Teknik (1) Kebijakan Global (3) Kebijakan Indonsia (1) Kebijkan Indonesia (2) Kemiskinan di somalia (1) Kesehatan (2) Kesehatan dunia (1) Keshatan (2) Konfrendi PBB (1) Kriiminal International (1) Kriminal dan Hukum (1) Kriminal Global (2) misterius (1) Pariwisata (1) Partanian America (1) Parwisata (1) Pendidikan (5) politik 01 (1) Politik Budaya (4) Reejional (2) REGIONAL (1) Rejional (3) SBY-Ysup Kala (1) Senam Sehat (1) SERBA-SERBI (1) Suriah (1) Usu Rusia (1)