Presiden SBY dan PM Lee Hsien Loong berbincang akrab seusai pertemuan empat mata di Istana Bogor, Selasa (13/3) siang. (foto: abror/presidensby.info) Bogor: Kerja sama pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Batam-Bintan-Karimun (BBK) merupakan tulang punggung kerja sama bilateral Indonesia-Singapura. Meskipun kerja sama tersebut mengalami kemajuan signifikan, namun masih ada sejumlah kendala yang harus segera dicari penyelesaiannya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal tersebut dalam keterangan pers seusai jamuan santap siang dengan PM Singapura Lee Hsien Loong di Istana Bogor, Selasa (13/3) siang. Sebelumnya, kedua pemimpin melakukan pertemuan empat mata dalam rangka Leaders' Retreat kedua.
"Kerja sama di Kawasan Ekonomi Khusus Batam-Bintan-Karimun ini sebenarnya menjadi tulang punggung kerja sama bilateral Indonesia-Singapura untuk pengembangan ekonomi di sebuah kawasan. Kita menyadari meskipun ada kemajuan signifikan di daerah itu tetapi ada sejumlah kendala, sejumlah masalah. Itulah yang terus dicarikan solusinya karena BBK terletak di wilayah Indonesia," kata Presiden SBY.
Dalam pertemuan dengan PM Loong tadi pagi, Presiden SBY juga mengajak Singapura untuk berinvestasi di luar kawasan BBK, kerja sama tersebut juga meliputi bidang agribisnis. "Singapura memerlukan pasokan buah-buahan dan sayuran yang jumlahnya amat besar. Ini tentu bagi Indonesia sebuah peluang," Presiden menambahkan.
Dibahas pula kerja sama pariwisata dan perhubungan udara. Indonesia berharap, alangkah baiknya bila 11 juta wisatawan asing yang berkunjung ke Singapura setiap tahun dapat juga berkunjung ke Indonesia. "Ada ide yang baik sebenarnya dan ini sudah kita bicarakan beberapa tahun silam, alangkah baiknya bila ada kerja sama antara Singapura dan Indonesia dalam bidang kepariwisataan yang sekaligus di bidang perhubungan udara," ujar Presiden SBY.
Mengenai batas-batas wilayah, Presiden SBY mengindikasikan bahwa negosiasi dengan Singapura berjalan lancar. Setelah sebelumnya Indonesia dan Singapura menyelesaikan negosiasi mengenai batas wilayah maritim, selanjutnya yang menjadi agenda adalah negosiasi untuk batas wilayah di bagian timur selat Singapura. "Negosiasi sedang berjalan dan saya menyampaikan tadi untuk ditingkatkan intensitasnya sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama itu nanti bisa dirampungkan," SBY menjelaskan.
Pada awal keterangan persnya, Presiden menjelaskan bahwa pertemuan pemimpin kedua membahas kerja sama di bidang hukum dan keamanan serta garis batas wilayah kedua negara. "Masalah legal cooperation juga kami bahas tadi agar ada kerja sama yang efektif menghadapi transnational crimes, kejahatan transnasional , terorisme, kemudian kejahatan-kejahatan yang lain," ujar Presiden SBY.
Selain masalah hukum, dibahas pula kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan. Data terbaru menunjukkan bahwa perdagangan antara Singapura dan Indonesia meningkat 33 persen atau melebihi angka 40 miliar dolar AS. Presiden SBY yakin angka tersebut masih bisa ditingkatkan. (arc dan AL)
0 komentar:
Posting Komentar