Surabaya, Jawa Timur: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyeru
kepada seluruh jajaran TNI agar mendukung produksi industri pertahanan
dalam negeri. Dengan semangat kemandirian ini harus diupayakan industri
pertahanan yang kuat, kompetitif, dan tidak boleh kalah dari industri
pertahanan negara sahabat.
"Wajib hukumnya TNI Polri membeli alat dari produk Indonesia sendiri. Jika belum bisa bikin sendiri, kita harus
joint product, join research, innovation and development, dan
joint investment.
Jadilah industri pertahanan yang kompetitif. Dengan demikian bisa kita
gunakan untuk kita sendiri dan bahkan untuk negara lain" tegas Presiden
SBY di hadapan peserta sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan
(KKIP), di Lounge Majapahit, Markas Komando Armada RI Kawasan Timur,
Surabaya, Jatim, Rabu (12/3) siang.
Bagi Kepala Negara, industri strategis dan industri pertahanan, baik itu
milik negara maupun milik swasta benar-benar menjadi tuan rumah di
negerinya sendiri dan bisa berkontribusi secara nyata untuk pembangunan
kekuatan pertahanan utamanya untuk alutsista, perlengkapan, dan
peralatan militer.
"
Insya Allah anggaran pertahanan RI akan makin besar, karena
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga makin besar. Setelah
anggaran dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,
pendidikan, kesehatan, dan lain-lain, tentu ada porsi yang lebih besar
untuk dialokasikan bagi pembangunan kekuatan pertahanan dan alutsista
kita. Pesan saya adalah semua harus berangkat dari kebijakan yang benar,
rencana yang tepat, dan alokasi anggaran yang tepat pula. Mari kita
pastikan ekonomi kita makin kuat, dengan demikian bisa bangun kekuatan
pertahanan yang juga makin kuat," pesan Presiden SBY.
Presiden SBY mengimbau bangsa Indonesia untuk tetap bersatu. "Saya kurang senang, setelah kita punya
policy,
punya rencana, punya uang, dan mau membeli sesuatu diganggu dengan
urusan-urusan yang tidak sepatutnya. Apakah urusan politik ataupun
urusan yang lain. Kalau urusan menjaga kedaulatan negara dan
mempertahankan keutuhan wilayah,
we are one, Merah Putih," tegasnya.
Sebelum mengakhiri masa baktinya sebagai Presiden pada 20 Oktober 2014,
insya
Allah Presiden SBY akan mengambil keputusan penting, bagaimana
keberlanjutan pembangunan kekuatan, kebijakan, dan pertahanan Indonesia,
termasuk kebijakan industri pertahanan yang bisa dilanjutkan.
"Presiden baru dan pemerintahan baru tentu memiliki kewenangan untuk
melakukan perubahan, namun saya ingin membantu beliau dan pemerintahan
berikutnya bahwa Indonesia punya
policy, plan, intention yang bagus untuk meningkatkan kekuatan pertahanannya," ungkap SBY.
Dalam kurun waktu 2010-2013, KKIP tercatat telah merumuskan berbagai
kebijakan nasional yang bersifat strategis di bidang Industri
Pertahanan. Terkait strategi mewujudukan kemandirian pertahanan, telah
disusun pula
master plan pembangunan industri pertahanan tahun 2010-2009, yang mencakup dua target utama yaitu alutsista dan industri pertahanan.
Target alutsista yang akan dicapai adalah alutsista yang memiliki
mobilitas tinggi dan daya pukul, sedangkan target industri pertahanan
yang akan dicapai adalah terwujudnya kemampuan memenuhi permintaan pasar
dalam negeri, kemampuan bersaing di pasar internasional serta kemampuan
mendukung pertumbuhan ekonomi.
(
0 komentar:
Posting Komentar