Medan, Sumatera Utara: Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono sangat taat pada aturan. SBY tidak akan menggunakan anggaran
negara untuk kepentingan kampanye atau yang tidak dibenarkan oleh
undang-undang dan peraturan. Presiden akan mengundang BPK untuk
mengaudit.
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi menegaskam hal ini dalam
keterangan pers di Hotel JW Marriott, Medan, Sumatera Utara, Jumat
(28/3) pukul 09.30 WIB. Keterangan pers dilakukan untuk menanggapi
berita di media massa yang menduga Presiden SBY melanggar peraturan
perundang-undangan tentang pemilu.
"Mengenai biaya pesawat dan akomodasi telah sesuai dengan aturan yang
berlaku. Kalau itu harus menggunakan dana kampanye partai, sepenuhnya
dana itu yang digunakan. Tidak ada satu rupiah pun anggaran negara yang
digunakan untuk kampanye," ujar Sudi Silalahi.
Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan anggaran
negara, seusai masa kampanye Presiden SBY akan mengundang BPK (Badan
Pemeriksa Keuangan) mengaudit dana kampanye atau dana yang digunakan
selama kampanye pemilu agar tidak terjadi kesalahan.
"Pelaksanaan kampanye capres dan cawapres tahun 2004 dan 2009 itu
dijadikan rujukan. Presiden mematuhi aturan-aturan tersebut sehingga
tidak terjadi kesalahan. Itu semua sudah teraudit," Sudi menjelaskan.
Mengenai Mesesneg dan Seskab yang menyertai Presiden, Sudi menjelaskan
bahwa meski dalam suasana kampanye, tugas-tugas pemerintahan dan
kenegaraan baik sebagai Presiden atau Kepala Negara semua tetap
berjalan.
"Semua instruksi Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan
untuk semua pihak yang memang seharusnya menjalankan tugasnya sesuai
bidang masing-masing tetap berjalan," Sudi menegaskan.
Instruksi-insturksi tersebut disampaikan melalui Mensesneg dan Seskab,.
Surat-surat yang harus ditandatangani Presiden pun menjadi prioritas,
tidak pernah ada yang terabaikan.
Saat di Lampung, Sudi menambahkan, SBY juga kembali menulis surat untuk
Raja Arab Saudi terkait kasus Satinah. "Selama perjalanan beliau, tugas
pemerintahan dan kenegaraan berjalan dengan baik. Kita pastikan itu,"
Sudi menandaskan.
Pesiden SBY juga akan meninggalkan kampanye jika ada situasi yang
mendesak untuk ditangani. Misalnya, saat SBY meninggalkan kampanye di
Magelang, Jawa Tengah, untuk mengatasi bencana asap di Riau.
Bahkan saat cuti pun, SBY hanya akan menggunakan sekitar 1 jam untuk
kampanye. "Tidak pernah menggunakan seharian, paling satu jam. Saya kira
itu lumrah," ujar Sudi.
(fbw)
0 komentar:
Posting Komentar