"Indonesia mungkin disaat ini bisa saja,menjadi hangat atau akan bisa melebar bangsa ini menjadi memahami sebuah arti demokrasi, namun jika sebaliknya,dan bangsa ini kurang mau belajar memahami demokrasi,mungkin akan bisa menjadi lain." Mungkin perkiraan ini sering terlintas dibenak bagi mereka yang suka mengenal sebuah perubahan jaman,dan bisa juga disaat sekarang yang mana sedang asik-asiknya Indonesia mencoba keran demokrasi selebar-lebarnya,dari sabang sampai maroke,terbukti saat ini indonesia sedang menyelengarakan sebuah pesta demokrasi,disana terlihat berbagai atribut berbtebaran menmpel diding rumah pertokan dan ada juga yang menaruh lambang partainya diatas pohon dan membuat semacam balego yang berukuran besar terpampang di atas tiang melintang di atas tengah jalan,mungkin semua yang dia sampaikan tidak lain adalah mencoba mencari simpatis masa.Mengapa hal itu dilakukan oleh para tokoh partai,apa dia dari Golkar,PDI-P Demokrat,PAN,PKB,PKS,PPP juga Hanura,Garindra,PKPI dan berbagai partai lainnya,semua hampir melepaskan atribut mereka dan ditambah dengan foto para caleknya dan pesan seponsor yang disajikan seakan mereka akan membela rakyatnya meskipun semua itu mungkin hanya sebatas sepekulasi atau hanya mencari dukungan buat dia bisa mendapat suara.?.Indonesia berpesta seperti ini biasanya berlaku berjalan 5 tahun sekali,dan pesta ini biasanya dilakukan,dan tujuan semua itu adalah indonesia adalah setiap lima tahun mencari seorang pemimpin kepala negaranya."Suara masyarakat yang terdengar dari perdusunan dan semi perkotaan juga di kota besar apa dia tingkat desa kecamatan dan kabupaten dan kota juga tingkat propensi,disaat sekarang,seperti asep,45 tahun penduduk dari pingiran tepatnya dikarang nunggal kecamatan bojong asih,dia mengatakan bahwa setiap pemilu para calek dia berdatangan dengan cara melempar janji dan memberikan berbagai tipu daya agar mereka bisa memilih dirinya,artinya para calek biasnya mengatkan kalu say terpilih akan memperjuangkan aspirasi mereka,"padahal jika sudah jadi mereka lupa,? dan terkadang mereka lupa pada yang mendukungnya.cetusnya.Apa yang dikatakan oleh asep, mendapat respon dari sumi 56 tahun,dia mengatakan bahwa semua calek biasnya kalau lagi butuh dia mondar-mondir,dan itu dilakukan biasanya dengan bujuk dan rayuan seakan akan dia orang baik dan mereka berkata membual,tapi apa yang terkadi jika sudah jadi mereka tidak lagi perna terlihat batang hidungnya cetus sumi.Lain lagi dengan dikalangan pelajar dan mahasiswa,dia lebih suka melihat para calek yang apa adanya,dan mereka tidak suka kepada calek yang banyak janji dan membual,artinya kerja nyata bukan berkata.cetus rohim seorang mahasiswa Unsil dari FH,dan bagi pelajar mereka lebih berpikir praktis artinya mereka tidak mengerti politik tapi mereka meskipun belum punya hak pilih sebagai pelajar SMU kelas Dua,tapi pernah juga berpikir bahwa apa yang nanmany politik sepertinya rada kotor,cetus Aman pelajar Muhamaddia."aopa yang dikatakan mereka semua sepertinya masuk akal dimana bahwa para calek sepertinya hanya merayu atau sebatas membual bisa dimengerti oleh sebab mungkin mereka pernah melihat ada seorang calek seperti itu atau mungkin juga bahwa semua calek hampir sama,dan jika benar bahwa hal seperti itu terjadi pada para calek yang telah mencalonkan berprilaku seperti itu seharusnya jangan mendapat respon dari masyarakat,dan biarkan saja oara calek seperti itu,dan masyarakat harus cerdas memilih,dan jangan anda kecewa lagi,artinya kegagalan yang oernah anda lakukan buat menjdai pelajaran dan untuk saat sekarang buat diri anda mencari calek yang berbuat,dan bekerja hanya untuk buat masyarakat."seandainya ada calek seperti melupakan pendukungnya dengan sendirinya dia-akan ditinggalkan oleh pendukungnya dan dia akan kosong suarnaya.Melihat kejadian itu,mungkinkah bagi mereka yang kemarin telah mengecewakan pendukungnya akan terlilih kembali?,atau mungkinkah calek yang telah melukai pendukungnya tidak malu dan kini mencoba mencalonkan kembali.? Terlepas semua itu jelas masyarkat sudah cerdas dan mereka pasti akan memilih seorang berbuat baik dan bagi yang tidak berbuat dia akan ditinggalkan."Melihat semua ini peluang buat para partai baru bisa mencari masa ngambang yang saat ini cukup besar,mungkin hampir mencapai 45 juta,yang tersebar di seluruh indonesia,dan jika masa itu dapat ditarik oleh para calek setidaknya akan bisa mendongkrak bagi partai mereka."Persoalan ini tergantung oleh anda sebagai calek mapukah anda bisa mengespolitir,dan bisakah anda menarik mereka,? seandainya bisa setidaknya disana kan bisa meningkatkan suara." Selamat
0 komentar:
Posting Komentar