Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menulis buku Selalu Ada Pilihan sekadar untuk berbagi pengalaman menangani persoalan-persoalan Indonesia selama hampir 10 tahun menjadi presiden. Tidak ada sedikit pun kesombongan sebagamana dituduhkan.
"Buku itu ditulis dengan niat baik dan sikap rendah hati. Tidak ada kesombongan sebagaimana disangkakan," kata Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa dalam pernyataan persnya kepada redaksi laman ini di Jakarta, Minggu (19/1) sore.
Menurut Daniel, buku Selalu Ada Pilihan juga jauh dari kehendak untuk mendapatkan manfaat politik dari yang ditulis dalam setiap halamannya. "Tidak ada yang hendak dimenangkan atau dikalahkan. Buku ini disusun oleh seseorang yang mencintai buku dan menghormati pengetahuan, lebih dari segalanya," Daniel, yang juga pakar sosiologi dari Universitas Airlangga, Surabaya, menambahkan.
"Isinya pun tidak dimaksudkan menjadi menara gading, berdiri di atas semua kebenaran yang mungkin dimiliki oleh orang lain. Buku ini menawarkan penglihatan seorang SBY terhadap hidup yang ia jalani. Isinya menyanding, kadang membanding, bukan menanding," Daniel menjelaskan.
Daniel berpendapat bahwa mereka yang membaca buku yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas tersebut tetap boleh membawa penafsiran pembacanya.
Presiden SBY meluncurkan buku yang ditulisnya sendiri tersebut pada Jumat (17/1) malam di Jakarta Convention Center. Saat peluncuran, Presiden SBY menyampaikan bahwa buku setebal 824 halaman dan didedikasikan kepada para pecinta demokrasi dan para pemimpin Indonesia mendatang.
"Semua saya tulis dengan kapasitas sebagai pelaku sejarah dan pelaku politik dan demokrasi, bukan sebagai ahli politik dan demokrasi," ujar SBY.
Sebenarnya buku tersebut diniatkan untuk diluncurkan pada Desember lalu. Namun ditunda karena saat itu pemerintah sedang sibuk mengelola gejolak ekonomi Indonesia dan mempersiapan peluncuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) "Apa yang diktakan Daniel penulis mugkin disini hampir setuju,yang mana buku yang berjudul selalu ada pilihan,jika diamati secara cerdas dan jiwa yang transparan disana isinya seperti mengisahkan perjalanan masa kepemimpinan SBY,dan tidak tersirat isinya mengagungkan dirinya,artinya buku itu jika dipahami dengan dalam seperti sebuah bentuk artikel kisah kelasik kehidupan SBY sebagai pemimpin Negara ini." Terlepas semua itu yang jelas disini penulis hanya menilai sedikit terhadap para kritisi yang mungkin kurangg sekali memahamii makna setiap artikel,atau mungkin para kritisi itu ketika dia membaca tidak menghayati makna dari tulisan itu,? oke seandainya artikel itu dianggap banyak kekurangan atau dikatakan menggandung kosombongan diri,sejauh mana anda mengukur itu.? dan dari sudut pandang mana.? disini penulis melihat banyak para kritisi yang bersuara kurang trans paran,artinya dia berkata tidak sesuai dengan kenyataan,artinya seumpama "melihat pisang dikatakan tape singkong,disini jelas tidak singkron,seharusnya jika melihat pisang jangan bercerita tape singkong." Kritisi boleh mengutarakan apa saja tapi,seharusnya berkata sesuai dengan kenyataan yang dia lihat-artinya tidak berkata dalam bentuk alusinasi atau ilustrasi belaka. -Dalam buku itu cermati terlebih dahulu dan membaca harus dengan pikiran cerdas,artinya jika anda bodoh jangan coba membaca buku yang ukuran pikiran anda belum cukup. Seperti anda hanya SD dan tidak pernah menghawal apalagi membaca disana tiba -tiba anda mengoreksi buku Kalangan Doktorlal,jelas tidak imbang,artinya,didalam sebuah penulisan ada berbagai gaya tehnik,dan berbagai sifat dalam alur tulisan kelasik itu. Disini penulis melihat buku selalu ada pilihan adalah membuka wawasan bagi mereka yangg mungkin perlu menambah kecerdasan."Harapan penulis seharusnya jangan hanya mengkritik seharusnya -"jika anda cerdas buat juga buku seperti yang telah SBY lakukan,kritisi kalau hanya bisa bicara,anak kecil 4 tahun juga pintar dan kritis terhadap ayahnya,"apakah anda seperti itu.?". Maaf buat para kritisi saya senang jika anda juga bisa buat buku seperti SBY telah lakukan.Semoga.
0 komentar:
Posting Komentar