Bogor, Jawa Barat: Pembangunan sektor pertanian penting terhadap program pengurangan kemiskinan ekstrim. Bukan hanya untuk menyediakan pangan, namun juga berkaitan dengan akses pangan.
"Pangan sangat esensial bagi semua. Food security bukan hanya soal menyediakan pangan bagi semua warga. Namun juga berkaitan dengan akses dan bagaimana kita memproduksi dan mengkonsumsi pangan secara efisien dan berkelanjutan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-50 Institut Pertanian Bogor (IPB) di Kampus Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/12) sore.
Peran sektor pertanian sangat besar terhadap tercapainya target Tujuan Pembangunan Milenium atau MDGs maupun Post-MDGs 2015. Terutama untuk mengurangi kemiskinan ekstrem dan kelaparan di muka bumi.
Sejak MDGs diluncurkan, jumlah orang dengan kemiskinan ekstrem atau mereka yang hidup di bawah satu dollar AS per hari di dunia berkurang 0.5 miliar. Kemudian tiga juta nyawa balita terselamatkan, empat dari lima balita mendapat vaksinasi, serta kematian karena malaria berkurang seperempatnya.
Namun tantangan dunia masih menanti. Saat ini 870 juta orang di dunia tak bisa mencukupi kebutuhan makannya. Saat ini 165 juta anak di dunia mengalami stunting, yakni lebih kecil ukuran tubuhnya dari seharusnya yang menandakan gizi buruk ibu selama mengandung.
"Saya bersyukur, karena bersama-sama dengan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan Perdana Menteri Inggris David Cameron telah ditunjuk oleh PBB untuk memimpin Panel Tingkat Tinggi guna merumuskan arah, agenda, dan cetak biru pembangunan global pasca MDGs 2015," ujar Presiden SBY.
Laporan akhir panel kepada PBB tersebut berjudul A New Global Partnership: Eradicate Poverty and Transform Economics Through Sustainable Development. Laporan ini sangat mewarnai dan menjadi masukan utama Sekjen PBB yang disampaikan kepada Sidang ke-68 Majelis Umum PBB, September lalu.
Agenda Pembangunan Pasca-2015 yang diusulkan panel tersebut merupakan agenda universal yang didasarkan pada lima pergeseran transformatif, yaitu: leave no one behind, put sustainable development at the core, transform economies for job and inclusive growth, build peace and effective, open and accountable institution fo all, dan forge a new global partnership. Target utama dari Agenda Pasca 2015 adalah terhapusnya kemiskinan ekstrim di tahun 2030 dalam konteks pembangunan berkelanjutan.
"Dalam kaitan itu, saya melihat peranan pembangunan sektor pertanian, baik terhadap tercapainya target pembangunan MDGs maupun Post-MDGs 2015 sangatlah besar. Utamanya bagi penghapusan kemiskinan ekstrem dan kelaparan di muka bumi. Produktivitas dan profitabilitas sektor ini berkorelasi langsung dan positif terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat perdesaan," SBY menjelaskan.
Sayangnya, dunia memang penuh dengan paradoks atau boleh disebut dengan 'A World of Cruel Paradox'. Di satu sisi banyak yang berlebih, di sisi lain banyak yang mengalami kekurangan.
"Banyak yang ingin membuat dunia ini aman dan damai, tetapi banyak pula yang mengobarkan peperangan dan kekerasan. Termasuk pula mereka yang berboros-boros dalam mengkonsumsi makanan, ditengah mereka yang hidup dalam kelaparan," kata Presiden SBY
0 komentar:
Posting Komentar