
Krisis Berjalan sudah hampir menuju lima belas tahun di Indonesia,dari tahun 98 sampai ditahun 2013 ini,belum dapat dihapuskan,namun baru dapat dilalui saja.Semenatar diberbagai belahan dunia krisis baru dirasakan berjalan baru lima tahun,dan saat ini negara yang terkena krisis seperti mulai sedang mencari jalan buat lari menghindari dari terpahan krisis."Krisis sudalah menimpah berbagai negara Khususnya eropa dan Asia sebagain.?". Persoalannya disisni terlalu rumit,dan semua Negara tanpa terkecuali mereka merasakan,Euro Dolar As,juga Rupiah Indonesia.Sementara berbagai persoalan yang sedang menimpah negaranya,oleh warganya tidak pernah tersiasati,apa penyebab dari krisis itu,? dan sejauh mana warga Negara memahami persoalan itu? Berbagai negara memncoba membuat kiat-kiat buat menerobos dari himpitan krisis, dari Negara Eropa juga asia.Indonesia dari jaman tahun 98 samapai saat ini,bisa dibilang lebih beruntung,meskipun tidak mampuh mengusir krisis tetapi Indonesia sudah mampuh memalaluinya dan terbukti perkapita penduduk mampu ditingkatakan mencapai 1,5 juta rupiah per kapita penduduk per bulan,buat golongan bawah. Sementara buat kalangan menengah mereka dapat menembus pendapatan mencapai 7 juta per bulan. Melihat perkembangan kekuatan ekonomi Indonesia yang semakin setabil dan mampuh bangkit dengan kouta yang dapat berjalan mengisi devisa terhadap kas Negara membuktikan Indonesia stabil.ekonominya. Persoalannya bukan itu tetapi pernahkah Bangsa Indonesia berpikir buat mempertahankan uangnya agar tidak lari kemana-mana? dan Tawaran yang mengiurkan dari Industri yang mengiurkan itu? Seperti Produksi Industri Kendaraan,Industri Rumah tangga,Industri Elektronik,dan berbagai Industri yang mengiurkan mata.? Disana Industri yang bertebaran itu adalah sebagian besar adalah produk yang mutuhnya datang dari negara tetangga atau dari negara pembuat Industri,yang semuannya hampir bisa dibilang bukan produk dari Indonesia. "Berapa persen,uang yang terbuang terhadap produk,baik dia industri rumah tangga,lokomotif dan berbagai produk lainnya.?". stidaknya hampir 90% uang yang dipegang telah terbuang buat produk,diluar rumah,dan 10% uang dapat tersisiah didalam rumah. "Dari 90% itu uang terbuang buat membeli kebutuhan makan minum dan jajan 30% dan 20% buat cicilan "mungkin kendaraan atau rumag perum?bisa juga buat cicilan dibang."! Dan 20% persen adalah biyaya buat pendidikan,ditambah 10 persen buat bensin dan kebutuhan beli onderdil dan jajan. Inilah yang terjadi keseharian yang dialami kehidupan setiap bangsa Diberbagai Belahan dunia.Benarkah semua ini? Jika benar setidaknya dapat dibayangkan."Seandainya 90 persen tadi yang dibelanjakan adalah produk diluar rumah adalah didatangkan dari negara tetangga atau dari prodesen di luar Indonesia berarti uang terbuang adalah setiap bualannya mencapai 90 persen,dan uang yang tersisah adalah hanya 10 persen saja."Lantas mungkinkah Indonesia dapat kembali menarik uang yang terbuang mencapai 90 persen itu ke Indonesia lagi?" Pertanyaan ini mungkin terlalu mendasar,tetapi perlu menjadi pemikiran semua bangsa didunia.Khususnya Indonesia.Artinya selama Bangsa Indonesia giat membuang uangnya secara aktif terhadap konsumtifitas produk yang didatangi dari luar so pasti Indonesia uangnya akan terisap jauh kepada negara si pembuat produksi tersebut."Bisa anda bayangkan Mungkinkah uang itu dapat kembali?".Anda akan sepakat menjawab sulit. Jika sulit dan tidak mungkin kembali,mengapa tidak mulai dari sekarang Bangsa Indonesia mulai berani berhenti menahan uangnya dari konsumtifitas .Semoga.
0 komentar:
Posting Komentar