
Budapest, Hungaria Andri Online News: 9 maret 2013 Dalam interaksi internasional yang makin intensif seperti beberapa tahun terakhir, kunjungan untuk hubungan baik dengan negara lain dan menghadiri forum internasional memang tidak dapat dielakkan. Apalagi Indonesia menjadi regional power dengan global outreach, menjadi anggota G20, dan forum-forum penting lainnya.
“Tidak mungkin saya pergi ke luar negeri kalau tidak ada kepentingan untuk rakyat kita sendiri. Saya juga sudah berusaha mengurangi sejauh mungkin acara-acara yang bisa tidak saya hadiri, dengan mempercepat waktu kunjungan dan efisiensi yang kami lakukan,” jelas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan persnya kepada media Indonesia di Hotel Four Seasons Budapest, Hungaria, Kamis (7/3) pukul 16.00 waktu setempat atau 22.00 WIB.
Sekarang ini, acara yang wajib dihadiri Presiden Republik Indonesia jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan sebelumnya. “Dulu ASEAN Summit hanya sekali, sekarang dua kali, berarti tambah satu. Indonesia sekarang menjadi anggota G20 yang summitnya minimal setahun sekali, kadang bisa dua kali. Kemudian ada East Asia Summit, lantas OKI. Sehingga kunjungan atau kegiatan kepala negara/kepala pemerintahan yang wajib saya hadiri jauh lebih banyak, meskipun kalau saya ikuti semua akan lebih banyak lagi saya berkunjung ke luar negeri,” SBY menjelaskan.
“ Oleh karena itu, sangat saya saring. Kita sangat batasi, sebagian saya wakilkan kepada wakil presiden, sebagian dilakukan oleh menteri luar negeri atau menteri-menteri yang lain. Jadi katakanlah yang wajib-wajib saja yang kita hadiri, plus sejumlah komitmen yang tidak mungkin tidak kita penuhi. Contoh, kerja sama Indonesia dan Jerman yang sangat penting,” tambahnya.
Pada tahun 2011, Presiden Jerman sudah berkunjung ke Indonesia, demikian juga dengan Kanselir Jerman yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2012. “Ketika saya diundang untuk menggalakkan kepariwisataan di Indonesia dengan forum ITB (International Tourismus Borse) dan lain-lain, tentu ada keperluan saya untuk berkunjung untuk tujuan itu,” jelas Kepala Negara.
“Tahun ini misalnya, saya tidak pernah membayangkan Indonesia mendapatkan kehormatan dan kepercayaan untuk memimpin panel yang dibentuk oleh PBB. Ban Ki-moon menunjuk saya, PM Inggris, dan Presiden LIberia menjadi ketua bersama, hanya diberikan waktu 6-7 bulan. Itulah kita kerja marathon. Pertemuan pertama di London, kemudian New York, Liberia, dan kemudian nanti di Bali. Tentu saya tidak bisa mewakilkan karena saya menjadi ketua dalam forum itu,” terangnya.
Sekali lagi Presiden SBY menegaskan bahwa kunjungan ke luar negeri dilakukan karena Indonesia memiliki kepentingan untuk rakyatnya.
Mendampingi Presiden SBY ketika memberikan keterangan pers antara lain, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Seskab Dipo Alam, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala BKPM Muhammad Chatib Basri, Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, dan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo.
0 komentar:
Posting Komentar