Disaat Pemerinta sedang sibuk-sibuknya melokasikan dana buat pendidikan dan peningkatan fasilitas guru,baik dari gaji maupun sebagainya,bahkan pemerintah sampai rela melepaskan angarannya 20% dari angaran negra 900 triliun,hal lini jelas pemerintah sangant peduli terhadapa dunia pendidikan.terbukti dana angaran Negara sebesar 900 triliun 20%nya di serap buat dunia pendidikan."Tetapi sayang semakin besar angaran pendidikan bilah gurunya malas mengajar,?" berbagai persolan dikalangan pelajar sering terjadi,baik dia tidak mau sekolah dan lebih suka bermain kemana saja,oleh sebab buat apa mereka berangkat kesekolah "jika gurunya tidak mengajar?" oleh sebab itu banyak pelajar yang bertebaran di suwalayan dan di terminal juga ditaman,oleh sebab mereka sering kecewa oleh gurunya,yang lebih ironis banyak yayasan didirikan tetapi mutunya sangant rendah oleh sebab mereka sendiri sebagai pengajar hanyala tamatan dari ST yang tidak bermutu sehingga setelah dia tamat pun mutuhnya tidak ada,yang ada hanya punya sertifikat belaka?disinilah persoalan yang melilit didunia pendidikan, Indonesia,saatnyalah pemerintah harus selektif untuk menerima guru? dan jangan penerimaan guru itu dikelolah oleh daerah,alangkah baiknya jika penerimaan guru mirip penerimaan Akmil,agar tidak adalagi guru -guru yang sebarangan dengan mudah bisa masuk menjadi PNS. "Bukan Ujung Tombak Negara adanya di tangan para guru? jika guru gagal mengjar muridnya dapat dibayangkan bagaimana jadinya?tidak jauh beda dengan Akmil."Bilah murid-murid di Akmil salah mendidik dapat dibayangkan apa jadinya? melihat semua itu mulai dari sekarang pemerintah harus dapat lebih selektif,mengangkat guru,oleh sebab didaerah banyak yang tamatan dari yayasan tidak bermutu dan doesen tidak bermutu,dan banyak bentuk - yayasan yang hanya mencari materi dan menanti sumbangan sementara pendidikan didalam yayasan itu sangant minim.melihat semua itu penulis sangant prihatin mengapa disidikmen memberi ijin berdirinya pendidikan dan akhirnya mengkader salah,yang jelas masih banyak guru malas mengajar.kerena mereka sengaja,memlalaikan tugasnya tujuan mereka agar generasi Indonesia sama seperti merekas malasnya.? masalah guru malas mengajar terjadi hampir diseluruh kabupaten,yang tersebar di Indonesia Khususnya guru SD 30% malas mengajar.SMU 40 % persen malas mengajar. "Sementara kepala sekolah mereka seakan tidak pernah mau mengambil sanksi terhadap para guru yang malas mengajar itu baik disdiknya maupun kepala sekolah mereka masing-masing ada apakah semua ini? Penulis berharap kepada Mentri Pendidikan segera mengefaluasi dunia pendidikan dan perlunya uji mutu murid yang telah didik,"sudakah mereka mendapat kecerdasan ataukah makin bodoh muridnya.?" Jika memang murid itu makin bodoh berarti pengajarnya kemana?dan apalah artinya dia sekolah bilah maikin bodoh,?kebodohan murid berarti gurunya juga bodoh? nah disini pemerintah segera harus turun tangan menindak para guru yang malas belajar,dan harus ada polisi kusus menangani guru yang malas mengajar.semoga.
0 komentar:
Posting Komentar