Pertemuan menteri luar negeri Dewan Keamanan di New York, Senin (12/3) menyusul kunjungan dua hari mantan sekjen PBB Kofi Annan berakhir tanpa penyelesaian.
Amerika Serikat, Inggris dan Rusia masing-masing telah menghendaki agar kekerasan dihentikan di Suriah, tetapi Dewan Keamanan PBB tetap tidak mencapai kesepakatan mengenai cara menyelesaikan krisis di negara itu.
Para menteri luar negeri Dewan Keamanan bertemu hari Senin di New York, menyusul kunjungan dua hari ke Suriah oleh mantan sekretaris jenderal PBB Kofi Annan yang berakhir tanpa penyelesaian. Annan dijadwalkan akan bertemu hari Selasa di Ankara dengan anggota oposisi Suriah.
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton meminta Rusia dan Tiongkok agar turut dalam usaha-usaha politik dan kemanusiaan internasional untuk mengakhiri kekerasan. Menteri Clinton secara langsung menyalahkan militer Presiden Suriah Bashar al-Assad atas terjadinya kekerasan tersebut.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov setuju bahwa pihak berwenang Suriah “menanggung tanggung jawab yang sangat besar.” Tetapi ia bersikeras bahwa unsur-unsur bersenjata oposisi Suriah juga bertanggung-jawab atas terjadinya krisis tersebut, dan bahwa Dewan Keamanan mesti bertindak “tanpa memaksakan solusi yang berdasarkan prasangka.”
Rusia dan Tiongkok telah memveto resolusi Dewan Keamanan yang mengutuk penindakan maut pemerintah Suriah terhadap penentangnya. Mereka mengatakan resolusi tersebut menghendaki campur-tangan dalam urusan dalam negeri Suriah.
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan Dewan Keamanan telah “gagal” dalam tanggung-jawabnya terhadap rakyat Suriah dan bahwa tantangan diplomatik sekarang adalah untuk menggunakan sebagai dasar hal-hal yang sudah disepakati masyarakat internasional.
Para menteri luar negeri Dewan Keamanan bertemu hari Senin di New York, menyusul kunjungan dua hari ke Suriah oleh mantan sekretaris jenderal PBB Kofi Annan yang berakhir tanpa penyelesaian. Annan dijadwalkan akan bertemu hari Selasa di Ankara dengan anggota oposisi Suriah.
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton meminta Rusia dan Tiongkok agar turut dalam usaha-usaha politik dan kemanusiaan internasional untuk mengakhiri kekerasan. Menteri Clinton secara langsung menyalahkan militer Presiden Suriah Bashar al-Assad atas terjadinya kekerasan tersebut.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov setuju bahwa pihak berwenang Suriah “menanggung tanggung jawab yang sangat besar.” Tetapi ia bersikeras bahwa unsur-unsur bersenjata oposisi Suriah juga bertanggung-jawab atas terjadinya krisis tersebut, dan bahwa Dewan Keamanan mesti bertindak “tanpa memaksakan solusi yang berdasarkan prasangka.”
Rusia dan Tiongkok telah memveto resolusi Dewan Keamanan yang mengutuk penindakan maut pemerintah Suriah terhadap penentangnya. Mereka mengatakan resolusi tersebut menghendaki campur-tangan dalam urusan dalam negeri Suriah.
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan Dewan Keamanan telah “gagal” dalam tanggung-jawabnya terhadap rakyat Suriah dan bahwa tantangan diplomatik sekarang adalah untuk menggunakan sebagai dasar hal-hal yang sudah disepakati masyarakat internasional.
0 komentar:
Posting Komentar