Cilegon, Banten: Pertumbuhan ekonomi yang menyentuh angka 6,5 persen dirasa Presiden belum cukup untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri di tahun 2025. "Kita harus menuju pertumbuhan 7-8 persen. Oleh karena itu semua komponen untuk pertumbuhan harus dibangun, dikembangkan, dan ditingkatkan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat mendengarkan paparan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Fazwar Bujang mengenai kesiapanmya dalam menunjang sektor infrastruktur Program MP3EI, di Hotel Permata Krakatau, Cilegon, Provinsi Banten, Rabu (28/2) siang.
Melalui MP3EI, ujar Presiden, kita ingin membangun investasi besar-besaran di seluruh daerah. Untuk itu diperlukan infrastruktur besar-besaran dan ekspansi manufaktur dan industri yang lebih besar 15 tahun mendatang. Semua itu memerlukan industri baja sebagai pilar utama. "Kita sudah menjemput masa 15-20 tahun mendatang. Oleh karena itu apa yang dilakukan oleh Krakatau Steel ini, termasuk kerjasamanya dengan Posco, merupakan jalan menuju Indonesia sebagai negara industri yang tangguh," Presiden SBY menambahkan.
Presiden berharap dengan pengembangan PT KS, akan meningkatkan daya saing industri baja Indonesia menuju industri baja tingkat dunia. "Kita harus punya keyakinan bahwa kita bisa membangun industri baja bertaraf dunia," ujar SBY. (AL)
Melalui MP3EI, ujar Presiden, kita ingin membangun investasi besar-besaran di seluruh daerah. Untuk itu diperlukan infrastruktur besar-besaran dan ekspansi manufaktur dan industri yang lebih besar 15 tahun mendatang. Semua itu memerlukan industri baja sebagai pilar utama. "Kita sudah menjemput masa 15-20 tahun mendatang. Oleh karena itu apa yang dilakukan oleh Krakatau Steel ini, termasuk kerjasamanya dengan Posco, merupakan jalan menuju Indonesia sebagai negara industri yang tangguh," Presiden SBY menambahkan.
Presiden berharap dengan pengembangan PT KS, akan meningkatkan daya saing industri baja Indonesia menuju industri baja tingkat dunia. "Kita harus punya keyakinan bahwa kita bisa membangun industri baja bertaraf dunia," ujar SBY. (AL)
0 komentar:
Posting Komentar