Cilegon, Banten: Industri merupakan salah satu pilar dalam perekenomian nasional, tak terkecuali industri baja. Kontribusi indutsri baja sangat penting dalam pembangunan infrastruktur Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) membutuhkan kontribusi industri baja. Oleh karena itu, Presiden menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas berbagai usaha PT Krakatau Steel (KS) untuk menjadi industri baja yang tangguh.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini seusai mendengar paparan Direktur Utama KS Fazwar Bujang di Hotel Permata Krakatau, Cilegon, Banten, Rabu (26/2) pukul 14.30 WIB.
Momuntem pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik saat ini, ujar Presiden, harus dijaga. Seluruh sektor ekonomi, mulai dari jasa, industri, dan pertanian harus terus tumbuh. “Ketiga sektor itu masih jadi pilar penting dalam keseluruhan perekonian nasional. Oleh karena itu peran industri baja sangat penting karena bisa masuk di berbagai sektor perekonomian kita,” kata Presiden SBY menjelaskan.
PT KS sendiri kini sedang melakukan revitalisasi dan ekspansi untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Dalam paparannya, Dirut Fazwar Bujang menyebut BUMN yang dipimpinnya ini siap menunjang pembangunan infrastruktur dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Meskipun menjadi anggota G20 dan sering disebut sebagai new emerging economy, lanjut Presiden, tetapi tantangan yang dihadapi Indonesia masih besar. Tantangan tersebuit, misalnya, meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengurangi kemiskinan, lapangan perkerjaan, dan membangun infrastruktur dasar di seluruh negeri.
“Agar kita bisa mengemban tugas-tugas yang penting ini, maka faktor yang palinf penting adalah memastikan ekonomi kita terus tumbuh. Alhamdulillah, tahun-tahun terakhir ini kita sudah tumbuh tinggi. teori ekonomi mengatakan kalau ekonomi tumbuh di atas 4 persen pada GDP sudah dinamakan strong growth. Ini harus kita jaga agar keuntungannya secara nyata bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia,” SBY menambahkan.
Sebelumnya, dalam paparannya Fazwar Bujang menjelaskan revitalisasi dan ekspansi proyek-proyek perusahaan dilakukan dengan meningkatkan kehandalan pabrik, kapasitas produksi, dan keuntungan perusahaan. Juga menurunkan biaya produksi, penyelarasan kapasitas hulu-hilir, serta diverifikasi dan penghematan bahan baku dan energi.
Untuk pabrik pembuatan besi atau Iron Making/ Direct Reduction kapasitasnya menjadi 1,74 juta ton dari sebelumnya sebesar 1,5 ton, dengan target penyelesaian proyek pada tahun 2012. Untuk pabrik baja kapasitasnya ditingkatkan menjadi 2,1 ton dari 1,8 ton juga dengan target penyelesaian proyek pada tahun 2012. Sedangkan revitalisasi pabrik Hot Strip Mill meningkat dari 2 juta ton menjadi 2,4 ton, proyek ini telah selesai sejak tahun 2011 lalu.
Dalam kunjungan kerja dua hari di Cilegon ini, Presiden didampingi Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono. Tampak hadir dalam kesempatan ini, antara lain, Mensesneg Sudi Silalahi, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menperin MS Hidayat, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menpora Andi A Mallarangeng, dan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. (dit dan andri luntungan)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini seusai mendengar paparan Direktur Utama KS Fazwar Bujang di Hotel Permata Krakatau, Cilegon, Banten, Rabu (26/2) pukul 14.30 WIB.
Momuntem pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik saat ini, ujar Presiden, harus dijaga. Seluruh sektor ekonomi, mulai dari jasa, industri, dan pertanian harus terus tumbuh. “Ketiga sektor itu masih jadi pilar penting dalam keseluruhan perekonian nasional. Oleh karena itu peran industri baja sangat penting karena bisa masuk di berbagai sektor perekonomian kita,” kata Presiden SBY menjelaskan.
PT KS sendiri kini sedang melakukan revitalisasi dan ekspansi untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Dalam paparannya, Dirut Fazwar Bujang menyebut BUMN yang dipimpinnya ini siap menunjang pembangunan infrastruktur dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Meskipun menjadi anggota G20 dan sering disebut sebagai new emerging economy, lanjut Presiden, tetapi tantangan yang dihadapi Indonesia masih besar. Tantangan tersebuit, misalnya, meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengurangi kemiskinan, lapangan perkerjaan, dan membangun infrastruktur dasar di seluruh negeri.
“Agar kita bisa mengemban tugas-tugas yang penting ini, maka faktor yang palinf penting adalah memastikan ekonomi kita terus tumbuh. Alhamdulillah, tahun-tahun terakhir ini kita sudah tumbuh tinggi. teori ekonomi mengatakan kalau ekonomi tumbuh di atas 4 persen pada GDP sudah dinamakan strong growth. Ini harus kita jaga agar keuntungannya secara nyata bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia,” SBY menambahkan.
Sebelumnya, dalam paparannya Fazwar Bujang menjelaskan revitalisasi dan ekspansi proyek-proyek perusahaan dilakukan dengan meningkatkan kehandalan pabrik, kapasitas produksi, dan keuntungan perusahaan. Juga menurunkan biaya produksi, penyelarasan kapasitas hulu-hilir, serta diverifikasi dan penghematan bahan baku dan energi.
Untuk pabrik pembuatan besi atau Iron Making/ Direct Reduction kapasitasnya menjadi 1,74 juta ton dari sebelumnya sebesar 1,5 ton, dengan target penyelesaian proyek pada tahun 2012. Untuk pabrik baja kapasitasnya ditingkatkan menjadi 2,1 ton dari 1,8 ton juga dengan target penyelesaian proyek pada tahun 2012. Sedangkan revitalisasi pabrik Hot Strip Mill meningkat dari 2 juta ton menjadi 2,4 ton, proyek ini telah selesai sejak tahun 2011 lalu.
Dalam kunjungan kerja dua hari di Cilegon ini, Presiden didampingi Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono. Tampak hadir dalam kesempatan ini, antara lain, Mensesneg Sudi Silalahi, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menperin MS Hidayat, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menpora Andi A Mallarangeng, dan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. (dit dan andri luntungan)
0 komentar:
Posting Komentar