photo SKMENPEN.gif

Rabu, 29 Februari 2012

Moody’s: Resiko Gagal Bayar Utang Yunani Tetap Tinggi

Lembaga Moody’s mengatakan utang Yunani akan tetap besar selama bertahun-tahun meski telah mendapat pengurangan 142 miliar dolar.
Foto: ASSOCIATED PRESS
Menteri Keuangan Yunani, Lucas Papademos (tengah) tiba untuk menghadiri rapat kabinet Yunani (14/2). Yunani diperkirakan masih akan menghadapi utang yang besar beberapa tahun mendatang.
Perusahaan pemeringkat kredit Moody’s mengatakan resiko Yunani gagal bayar utang “tetap tinggi”, meski setelah para pemimpin Eropa menyetujui paket penyelamatan keuangan baru bagi negara itu.
Perusahaan jasa keuangan itu hari Senin menyebut paket talangan 172 miliar dolar bagi Yunani, yang kedua dalam dua tahun, adalah “sebuah langkah maju penting”. Tetapi Moody’s mengatakan utang Yunani akan “tetap besar” selama bertahun-tahun meski para kreditur swasta besar telah sepakat menghapus lebih dari setengah utang negara itu terhadap mereka – atau pengurangan 142 miliar dolar.
Moody’s mengatakan pemerintah Yunani tampaknya tidak akan bisa mendapat pinjaman baru dari pasar keuangan dunia jika dana talangan itu habis dalam beberapa tahun mendatang.
Penilaian suram Moody’s keluar setelah parlemen Jerman dengan mudah menyetujui dana talangan itu. Persetujuan itu dicapai meski banyak survei disana menunjukkan sebagian besar rakyat Jerman menentang bantuan lebih lanjut bagi Yunani. Harian terbesar Jerman, Bild, menerbitkan berita halaman depan berjudul “Stop!” dan mendesak parlemen untuk menentang dana talangan Yunani.
Tetapi Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan kepada anggota parlemen bahwa penolakan dapat menimbulkan banyak masalah tak terduga bagi Eropa dan ekonomi global.
Merkel mengatakan, “Tidak ada yang bisa memastikan konsekuensi dari menolak dana talangan kedua bagi Yunani terhadap negara-negara penerima dana serupa seperti Irlandia dan Portugal, atau bahkan Spanyol dan Italia, dan pada kahirnya zona euro secara keseluruhan dan dunia.”
Hari Minggu, para menteri keuangan dari 20 negara maju mengatakan Uni Eropa harus memberikan lebih banyak uang guna menahan krisis utang zona euro sebelum negara-negara lain memberikan bantuan tambahan ke Dana Moneter Internasional.
Negara-negara Eropa telah membentuk dana talangan 672 miliar dolar untuk situasi darurat di masa depan yang akan mulai berlaku bulan Juli, tetapi negara-negara G20 menekan Eropa agar menggabungkan dana itu dengan dana sementara yang tersisa untuk mengumpulkan dana 1 triliun dolar.(Olwh Andri luntungan)

0 komentar:

Memori Berita

. (1) 01 (2) 06 (1) 0i9 (1) 13 (1) 21 (1) 3 (1) 39 (1) al (1) al.4 (1) andri.1 (1) andri.2 (1) Asian (2) Berajil (1) Bisnis (2) BRI KUR (1) Budaya (18) Buisnis (1) Buisniss (1) E (1) Ekonomi (1) Ekonomi Buisniss (64) Ekonomi Ingris (1) G (2) Gaaya Hidup (2) Gaya Hidup (9) Gaya Hidup (18) Gender (1) Gendr (1) Global (118) Global Sekjen PBB (1) Hukum Global (1) Iau Jemaat (1) Info Global (2) Info Temen (1) Info UN PBB (1) Instruksi Presiden SBY (1) Istana (1) Isu Global kemanusiaan (7) Isu Indonesia (1) Isu Negara Haiti (1) Isu America (2) Isu asia (1) Isu Asia Rejonal Indonesia (10) Isu Buruh Indonesia (1) Isu Cina (1) Isu di Jepang (1) Isu di Kongo (1) Isu Ekonomi Indonesia (1) Isu Energi Nuklir di jepang (1) Isu Gender (1) Isu Global (30) Isu Global Kesehatan (2) Isu Indonesia (1) Isu Indonesia Korupsi (1) Isu Industri Global (2) Isu International (4) Isu Kepolisian (1) Isu Koeupsi (1) Isu Komflik (1) Isu Korea Selatan (1) Isu Korupsi (1) Isu Korupsi di Indonesia (2) Isu Mesir (1) Isu Olah Raga (1) Isu Pangan (1) Isu Pangan global (1) Isu PBB (2) Isu Pendidikan (1) Isu Police Indonesia (1) Isu Polri (1) Isu Regional Indutri Indonesia (1) Isu Religius (1) Isu Relijius (1) ISU Sidang International (1) Isu Suap (1) Isu Teroris Indonesia (1) Isu Timur Tengah (3) Isu WTS (1) Jriminal Teknik (1) Kebijakan Global (3) Kebijakan Indonsia (1) Kebijkan Indonesia (2) Kemiskinan di somalia (1) Kesehatan (2) Kesehatan dunia (1) Keshatan (2) Konfrendi PBB (1) Kriiminal International (1) Kriminal dan Hukum (1) Kriminal Global (2) misterius (1) Pariwisata (1) Partanian America (1) Parwisata (1) Pendidikan (5) politik 01 (1) Politik Budaya (4) Reejional (2) REGIONAL (1) Rejional (3) SBY-Ysup Kala (1) Senam Sehat (1) SERBA-SERBI (1) Suriah (1) Usu Rusia (1)